Secrita
Dalam beberapa tahun terakhir, muncul tren signifikan di dunia kesehatan holistik dan meditasi mengenai frekuensi musik khusus, salah satunya adalah 432 Hz. Musik yang disetel pada frekuensi ini (di mana nada A bergetar 432 kali per detik) sering digadang-gadang sebagai "frekuensi penyembuhan" atau "frekuensi alam semesta" yang mampu membawa harmoni dan memberikan dampak positif pada fisik dan mental manusia, jauh berbeda dari standar internasional saat ini, yaitu 440 Hz.
Namun, seberapa valid klaim tersebut secara ilmiah? Untuk memahaminya, kita perlu menyelami sejarah standar tuning musik, konsep dasar frekuensi, dan apa yang telah dibuktikan oleh penelitian modern.
Mayoritas musik yang kita dengarkan saat ini, mulai dari pop, rock, hingga orkestra klasik modern, disetel menggunakan standar pitch A=440 Hz. Standar ini ditetapkan secara internasional pada konferensi tahun 1939 dan secara luas diadopsi setelah Perang Dunia II.
Di sisi lain, frekuensi 432 Hz bukanlah hal baru. Musik di masa lalu dan beberapa alat musik kuno diyakini menggunakan tuning yang lebih dekat dengan 432 Hz. Para pendukung frekuensi ini berpendapat bahwa 432 Hz:
Lebih Harmonis dengan Alam: Frekuensi ini disebut memiliki hubungan matematis dengan konstanta alam, seperti resonansi Schumann (frekuensi elektromagnetik alami Bumi) dan siklus kosmik.
Lebih Nyaman Didengar: Secara subjektif, musik 432 Hz sering digambarkan terdengar lebih lembut, tenang, dan memiliki kualitas suara yang terasa "lebih hangat" atau "alami" di telinga.
Meskipun narasi tentang keselarasan 432 Hz dengan alam semesta sangat populer, penting untuk dicatat bahwa klaim ini sebagian besar berasal dari teori numerologi dan spiritualitas, dan bukan didukung oleh konsensus ilmu fisika yang ketat. Para skeptis menunjukkan bahwa semesta tidak bergetar pada satu frekuensi tunggal, melainkan merupakan kumpulan harmoni frekuensi yang saling terhubung. Definisi "detik" dan Hertz yang kita gunakan saat ini pun merupakan konvensi modern, sehingga mengaitkannya dengan fenomena kuno dan alam semesta perlu ditinjau ulang secara kritis.
Meskipun dasar teori "frekuensi alam semesta" masih dipertanyakan, beberapa studi ilmiah telah mencoba untuk membandingkan dampak musik yang disetel pada 432 Hz dan 440 Hz terhadap tubuh manusia, terutama dalam konteks relaksasi dan stres.