-
Sejak kemunculannya pada tahun 2021, nama ALI langsung menarik perhatian para penikmat musik indonesia. Bukan hanya karena para anggotanya adalah musisi kawakan dari band-band besar, tetapi karena trio asal Jakarta ini menyajikan racikan genre yang benar-benar segar dan eksotis: perpaduan funk, disko, psychedelic rock, dan sentuhan musik Arab/Timur Tengah.
Langkah cepat ALI di kancah internasional, termasuk tampil di Fuji Rock Festival Jepang pada 2024, membuktikan bahwa musik mereka memiliki daya tarik global yang kuat.
Band ALI dibentuk sebagai proyek sampingan supergrup oleh musisi yang sudah punya nama besar di skena indie Indonesia. Mereka adalah:
Arswandaru Cahyo (Vokal, Bass)
John Paul Patton atau Coki (Vokal, Drum) – Dikenal juga sebagai drummer dari Kelompok Penerbang Roket (KPR).
Absar Lebeh (Vokal, Gitar) – Gitaris dari band The S.I.G.I.T. Absar menggantikan salah satu pendiri awal band, Kevin Septanto, pada awal 2023.
Dengan latar belakang rock yang kuat, trio ini memutuskan untuk menjajal genre yang lebih groovy dan funky, sekaligus memasukkan elemen budaya yang jarang disentuh band lain.
Musik ALI memiliki identitas yang sangat unik, yang sering dikaitkan dengan Habibi Funk—sebutan yang merujuk pada musik funk dan soul yang berasal dari kawasan Arab/Timur Tengah pada era 1970-an.
ALI tidak hanya mengambil beat dari funk, tetapi secara serius menyertakan diksi bahasa Arab dalam lirik (seperti pada single debut mereka, "Dance, Habibi") dan terkadang menggunakan skala melodi yang memberikan nuansa misterius ala musik Arab atau Afrika Utara. Ini menghasilkan rasa eksotis yang berbeda dari musik funk kebanyakan.
Lagu-lagu mereka dipenuhi nuansa sinematik soul tahun 70-an yang kental, mengingatkan pada soundtrack film-film retro era tersebut. Musiknya dirancang untuk mengajak pendengar berdansa, namun dengan sentuhan psychedelic yang membuat lagunya terasa lebih mendalam dan unik.